Ketika semua rencana yang telah dibumbui
dengan segala usaha ditambah penyedap doa tidak menjadi sebuah hidangan yang nyata. Sedih dan
perih. Ingin begitu, dapat begini. Ingin A, diberi Z. Jauh sekali dari
yang diingini. “Kun fayakun!” Ok ya Allah ok. Tapi kenapa yaa Allaah??
Kenapaa?? Ini rasanya pahit. Pahit sekali.
Setelah hari itu, mau tidak mau, suka tidak suka, karena nafas masih berhembus hidup harus terus.
Setelah hari itu, mau tidak mau, suka tidak suka, karena nafas masih berhembus hidup harus terus.
Oh jadi ini maksud-Mu? Maaf. Maaf atas protesku.
Manis sekali rasanya. Jika aku mendapat yang kumau itu, belum tentu aku begini. Kau memang Yang Terbaik. Terimakasih. Aku tidak tahu dari satu sampai ratusan ribu jiwa yang Kau uji dengan takdir pahit-manismu, apakah ada yang lebih manis dari yang aku rasakan. Pahit-Mu Manis yaa Allaah. Sungguh, manis sekali. .
.
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula)kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.” (Al-Baqarah: 216)
Manis sekali rasanya. Jika aku mendapat yang kumau itu, belum tentu aku begini. Kau memang Yang Terbaik. Terimakasih. Aku tidak tahu dari satu sampai ratusan ribu jiwa yang Kau uji dengan takdir pahit-manismu, apakah ada yang lebih manis dari yang aku rasakan. Pahit-Mu Manis yaa Allaah. Sungguh, manis sekali. .
.
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula)kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.” (Al-Baqarah: 216)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar